ANJING-ANJING MENYERBU KUBURAN
Cerpen Karya: Kuntowijoyo
Ia tidak usah khawatir.
Sekalipun kecibak air sungai, bahkan batu yang menggelinding oleh kakinya di
dalam air terdengar jelas, tapi tidak seorang pun akan mendengar. Gelap malam
dan udara dingin telah memaksa para lelaki penduduk desa di atas menggeliat di
bawah sarung-sarung mereka. Para perempuan mendekami anak-anak mereka seperti
induk ayam yang ingin melindungi anaknya dari kedinginan.
Tidak seorang pun di
sungai, pencari ikan terakhir sudah pulang, setelah memasang bubu. Bilah-bilah
bambu yang menandai bubu itu muncul di atas air, tampak dalam gelap malam itu.
Tidak ada angin, pohonan menunduk lesu setelah seharian berjuang melawan terik
matahari. Ketika perjalanannya sampai di persawahan, hanya kunang-kunang yang
menemaninya. Dan di ujung persawahan itu, ada gundukan tanah. Dalam gundukan
tanah itulah terletak kuburan-kuburan desa. Dia tinggal mencari timbunan tanah
yang masih baru. Kuburan itulah yang ia cari : seorang perempuan telah
meninggal pada malam Selasa Kliwon ..................Selengkapnya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar