Cerpen "Saksi Mata"
Karya: Seno Gumira Ajidarma
Saksi mata itu datang tanpa mata. Ia berjalan tertatih-tatih
di tengah ruang pengadilan dengan tangan meraba-raba udara. Dari lobang pada bekas tempat kedua
matanya mengucur darah yang begitu merah bagaikan tiada warna merah yang lebih
merah dari merahnya darah yang mengucur perlahan-lahan dan terus menerus dari
lobang mata itu.
Darah membasahi pipinya membasahi bajunya
membasahi celananya, membasahi sepatunya dan mengalir perlahan-lahan di lantai
ruang pengadilan yang sebetulnya sudah dipel bersih-bersih dnegan karbol yang
baunya bahkan masih tercium oleh para pengunjung yang kini menjadi gempar dan
berteriak-teriak dengan emosi meluap-luap sementara para wartawan yang selalu
menanggapi peristiwa menggemparkan dengan penuh gairah segera memotret Saksi
Mata itu dari segala sudut sampai menungging-nungging sehingga lampu kilat yang
berkeredap membuat suasana makin panas ...................Selengkapnya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar